Skip to main content
Boy Yendra Tamin

follow us

Kriminalitas di Indonesia: Dalam 1 Menit 32 Detik Terjadi Satu Tindak Kriminal

by Boy Yendra Tamin

Jika dicermati berita kriminal hari demi hari dan angka kriminalitas di Indonesia, setiap kita patut waspada pada resiko terkena korban tindak kriminal. Mengapa ? Angka kriminalitas (kejahatan) dari tahun ke tahun terus meningkat dan  jenisnya beragam. Bahkan ada tindak kriminal yang terjadi sulit diterima akal sehat kita. Berbagai laporan menyebutkan, meningkatnya tindak kriminal disebabkan atau dipicu berbagai persoalan seperti, ekonomi, sosial, konflik dan rendahnya kesadaran hukum. Di lain hal tindakan kriminal tidak jarang  dipicu oleh persoalan-persoalan sepele. Hal ini turut memberi kontribusi pada peningkatan angka kejahatan. Pada tahun 2013 saja misalnya, dalam 1 menit 32 detik terjadi satu kali tindak kejahatan di Indonesia.

Menurut numbeo.com, dari indeks kejahatan pada tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat 68 dari 147 negara. Negara Isle Of Man berada pada peringkat 1 negara dengan tingkat kejahatan rendah dengan safety indek 84,90 % dan crime indek 15.10 %.  Singapura di peringkat 2 negara tingkat kejahatan rendah dengan safety indek 82,41 % dan crime indek 17.59 %. Posisi Indonesia dalam indeks kejahatan itu tercermin pula dalam perkembangan angka kejahatan  dari tahun ke tahun.

Banyak pandangan memberikan penilaian, mengapa angka kriminalitas terus meningkat, meskipun institusi yang diberi kewenangan untuk menindak kriminalitas terus berkerja melakukan penegakan hukum. Terlepas dari apa yang menjadi pernyebabnya, angka kriminalitas di Indonesia cenderung terus naik. Sepanjang tahun 2013 terjadi 342.084 kasus kejahatan di Indonesia. Dalam perhitungan BPS, selama periode 2013 setiap dalam 1 menit 32 detik terjadi satu tindakan kriminal di Indonesia. Sementara itu dari 100.000 orang di Indonesia, 140 orang diantaranya beresiko terkena tindak kejahatan (crime rate). Angka-angka ini didasarkan pada laporan yang masuk ke-kepolisian. Besaran angka kriminalitas akan lebih besar bila ditambah dengan kejahatan-kejahatan yang terjadi tetapi tidak dilaporkan, sehingga crime rate di Indonesia tentu lebih besar lagi.

Baca juga:

Tingkat Kriminalitas di Indonesia Tahun 2018 dan Resiko Penduduk Terkena Tindak Pidana

Bentuk dan Jenis Hukuman (punishment) Dalam Hukum Pidana di Indonesia

Atas data itu, maka bisa dibayangkan betapa soal kriminalitas di Indonesia harus menjadi perhatian pemerintah yang sungguh-sungguh. Bahkan ancaman tindak kejahatan mengintai kita dimana-mana. Selain itu, di perlukan penanganan khusus untuk menekan angka kriminalitas beberapa wilayah Indonesia yang angka kriminal cukup tinggi dan cenderung terus meningkat. Secara keseluruhan angka kejahatan di propinsi-propinsi di Indonesia sebagai berikut:

Dari ratusan ribu kejahatan yang terjadi setiap tahunnya (periode 2011-2013), Polri mengkategorikan 11 jenis kejahatan khusus yang dikategorikan sebagai tindak pidana yang menonjol, yakni; pencurian dengan pemberatan, curamor, penganiayaan berat, narkoba, perjudian, pencurian dengan kekerasan, pemerasan, pencurian kayu, penggunaan senjata api dan bahan peledak, penyeludupan dan korupsi. Kejahatan yang terus mengalami peningkatan adalah pencurian kendaraan bermotor dan pencurian dengan kekerasan. Sedangkan pencurian dengan pemberatan dan perjudian mengalami penurunan setiap tahunnya.

Baca juga: Tiga Belas Alasan Mengapa Orang Melanggar Hukum

Atas kejahatan pencurian kendaraan bermotor dan pencurian dengan kekerasan yang menonjol dan terus meningkat dari tahun ketahun, maka bisa dipahami persoalan ekonomi dan kesejahteraan tentu harus menjadi perhatian pemerintah. Logikanya, orang mencuri lazimnya tentu karena tidak punya atau ekonominya sulit untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Kesulitan ekonomi itu bisa disebabkan berbagai hal, termasuk karena tidak punya pekerjaan atau pendapatan dari hasil usaha tidak mencukupi. Dalam perspektif ini, maka sukar dibantah, bahwa ada korelasi antara tingkat kejahatan dengan tingkat ekonomi suatu masyarakat. Karenanya, meningkatkan perekonomian masyarakat dan menciptakan lapangan kerja yang memadai, pada akhirnya tentu akan berdampak pada penurunan angka kriminalitas, khususnya kejahatan pencurian. (catatan ringan: Boy Yendra Tamin)

Sumber data: BPS Indonesia.

Spesial Untuk Anda:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar