Skip to main content
Boy Yendra Tamin

follow us

Tingkat Kriminalitas di Indonesia dan Resiko Penduduk Terkena Tindak Pidana

Meskipun tidak dapat disandingkan antara resiko trading forex dan resiko terkena tindak pidana, tetapi keduanya sama-sama menuntut kewaspadaan

Catatan Dr. Boy Yendra Tamin, SH.MH

Tingkat kriminalitas di Indonesia masih memerlukan kerja keras pemerintah untuk menurunkannya. Dalam konteks kriminalitas di Indonesia itu, berdasarkan data yang ada, tingkat kriminalitas belum memperlihatkan tanda-tanda kearah angka menurun. Hal ini setidaknya tampak dari angka kriminalitas yang tercatat di Kepolisian yang disajikan BPS Indonesia  tahun 2017, dimana resiko penduduk terkena tindak pidana (crime rate) sampai tahun 2016 angkanya relatif sama dengan tiga tahun sebelumnya.

Jika pada tahun 2013 terjadi 342.084 kasus kejahatan di Indonesia dan dalam setiap 1 menit 32 detik terjadi satu tindak kriminal di Indonesia dan dari 100.000 orang di Indonesia, 140 orang beresiko terkena tindak kejahatan (crime rate). Tiga tahun kemudian (2016) jumlah tindak pidana meningkat menjadi 357.197 kasus dan dalam setiap 1 menit 28 detik terjadi satu tindak kriminal, meskipun crime rate tahun 2016 sama dengan tahun 2013.

Baca juga: 

Kriminilitas di Indonesia: Dalam 1 Menit 32 Detik Terjadi 1 kali kejahatan

Bentuk dan Jenis Hukuman (punishment) Dalam Hukum Pidana di Indonesia

Tiga Belas Alasan Mengapa Orang Melanggar Hukum

Sementara itu, menurut numbeo.com dari indeks kejahatan pada tahun 2015 yang lalu, Indonesia berada pada peringkat 68 dari 147 negara . Dan dalam laporan numbeo.com tahun 2018, Indonesia berada pada peringkat ke 52 dari 115 negara dengan safety index 55,28 dan crime rate 44.72. Negara dengan tingkat keamanan terbaik adalah Jepang dengan safety index 89,90 dan crime index 13.10. Pada level Asia Indonesia berada pada peringkat ke 13 dari 38 Negara yang di index. Posisi crime rate dan safety indek Indonesia yang diberikan numbeo.com tampaknya tidak jauh berbeda dengan cerminan tingkat tindak pidana yang disajikan BPS Indonesia.

Bacaan kita terhadap angka-angka statistik itu adalah, bahwa meningkatnya jumlah kasus tindak pidana itu jelas memerlukan perhatian lebih pemerintahan (penegak hukum). Ini terutama karena inti dari keamanan masyarakat adalah ketika terdapat kecenderungan turunnya jumlah tindak pidana. Apalagi jika dipahami, bahwa angka kriminalitas tersebut tentu akan lebih besar bila ditambah dengan kejahatan-kejahatan yang terjadi tetapi tidak dilaporkan atau tidak terpantau. Perlunya upaya penciptaan rasa aman ditengah masyarakat yang lebih baik hal yang tidak bisa ditawar. Keperluan itu setidaknya berupa meminimalisasi resiko penduduk terkena tindak pidana. Terutama pada daerah daerah-daerah yang angka kriminalitas yang cenderung terus meningkat. Secara keseluruhan angka kejahatan di propinsi-propinsi di Indonesia sebagai berikut:

Tabel Jumlah Tindak Pidana di Indonesia Sampai Tahun 2016

Sumber data: BPS Indonesia

Meskipun crime rate Indonesia dalam rentang 2013-2016 tidak mengalami perubahan yang berarti, namu jumlah kasus tindak pidana tampak meningkat. Perubahan crime rate tampak di masing-masing Propvinsi ada yang terus naik dan ada yang turun/naik sedikit seperti tampak dalam Tabel berikut:

Crime Rate Indoensia Tahun 2016

Sumber data:BPS Indonesia

Belum bergesernya angka resiko penduduk Indonesia terkena tindak pidana sekaligus mengingatkan setiap penduduk untuk waspada terkena korban tindak pidana. Hal ini setidaknya dikarenakan angka tindak tindak pidana yang terus meningkat dan belum berhasil ditekan ke level menurun.  Bentuk dan modus kejahatan (tindak pidana) pun terus berkembang sedemikian rupa dan tidak selalu berbanding lurus dengan angka crime rate.  Bahkan ada tindak kriminal yang terjadi sulit diterima akal sehat. Berbagai laporan menyebutkan, meningkatnya tindak kriminal disebabkan atau dipicu berbagai persoalan seperti, ekonomi, sosial, konflik dan rendahnya kesadaran hukum. Selain itu kemajuan teknologi informasi mendorong terjadinya bentuk-bentuk tindak yang didasari atau pun tidak. Celakanya, tidak jarang terlihat terjadinya suatu tindak pidana hanya karena masalah-masalah sepele dan rendahnya tingkat pengendalian diri. Artinya terjadinya suatu tindak pidana juga tidak dapat dipisahkan dari dampak negatif dari suatu aktivitas.

Ada banyak pandangan yang memberikan penilaian, mengapa angka kriminalitas terus meningkat di Indonesia, padahal institusi yang diberi kewenangan untuk menindak kriminalitas terus berkerja melakukan penegakan hukum. Namun pastinya, soal keamanan dalam masyarakat dan masih tingginya angka tindak pidana di Indoensia tentulah menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan perlu mendapat prioritas. Apalagi bila aktivitas ekonomi masyarakat dan investasi sangat dipengaruhi oleh seberapa besar terjaminnya rasa aman dan keamanan dalam masyarakat, serta rendahnya angka tindak pidana merupakan satu faktor pendorong bagi masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan setidaknya memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik.  (catatan  Boy Yendra Tamin)

Spesial Untuk Anda:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar